Minggu, 14 Juni 2009

Terkait Perizinan Kelas Bintang Hotel Grand Zuri Duri Bohongi Publik


Hotel yang telah mempunyai nama besar selayaknya mempunyai kebijaksanaan yang professional akan hubungan kepada warga disekitar berdirinya dan beroperasinya usaha namun jauh berbeda dengan yang ditunjukkan manajemen Hotel Grand Zuri Duri yang sebelumnya telah mempunyai nama besar serta professionalitas kepada publik.

Hal tersebut diungkapkan Kasi Trantib Kecamatan Mandau H.Amiruddin SH bahwasannya Hotel Grand Zuri dianggap terlebih dahulu mempunyai nama besar dengan group yang tersebar luas diberbagai penjuru Propinsi Riau dan professional didalam melayani publik malahan mempunyai trik terbalik dalam mendekatkan diri kepada public dengan melakukan pembohongan public secara terang terangan melalui papan reklame yang mengatakan Hotel Grand Zuri berkelas bintang tiga.

“Masyarakat jangan percaya dengan reklame yang dipajang disetiap penjuru kota ini,dipapan tersebut tertera dengan jelas Grand Zuri dengan logo bintang tiga namun kenyataannya tidak.Hotel Grand Zuri masih kelas Melati,izin gangguannya saja belum saya keluarkan.”Ujarnya.

Ditambahkan Amiruddin,semestinya manajemen hotel berbesar hati sebelum rekomendasi izin berbintangnya kelar dari pihak Kecamatan Mandau bahkan Kabupaten Bengkalis dan jangan malu akan kelas melati diketahui public lalu memasang papan reklame berbintang yang terkesan membohongi public.

Saat dikonfirmasi Metro Riau Minggu (14/6),Manager Hotel Grand Zuri Duri Yan Eka Putra membantah bahwasannya hotel yang dipimpinnya masih berkelas melati setelah beberapa bulan terakhir rekomendasinya dikeluarkan pihak Kabupaten Bengkalis.

“Saya kira kelas Hotel kita tidak ada masalah setelah rekomendasi berbintangnya dikeluarkan pihak Kabupaten dan Camat Mandau bahkan keluarnya rekomendasi tersebut sudah lama”Terangnya.(AH)baca selanjutnya klik aja...


Jumat, 05 Juni 2009

RAZIA PSK















Dari Operasi Pekat Satpol PP Mandau
Sebelas Pasangan Haram Digelandang

DURI - Sebelas pasangan mesum yang tengah asik indehoi didalam kamar Hotel dikota Duri sontak terkejut dan dibuat kaget,hingga mereka bergegas mengenakan pakainnya. Pemandangan tersebut terlihat saat anggota Satpol PP Kecamatan Mandau melalukan razia penyakit masyarakat (Pekat) Sabtu (23/5) yang dimulai pukul 21.00 WIB hingga pukul 23.30 WIB, dibeberapa Bar didalam hotel serta warung remang-remang yang disinyalir menjadi tempat mangkalnya Pekerja Seks Komersial (PSK).

Tak ayal tiga pasangan mesum yang terjaring razia ini langsung digelandang petugas ke Kantor Satpol PP Mandau, pasalnya mereka tak dapat menunjukkan surat nikah dan membuktikan keabsahan hubungan mereka.

Tiga pasangan bukan suami istri tersebut terjaring bersama belasan orang lainnya, empat diantaranya adalah PSK yang mangkal diwarung remang-remang dijalur Lintas Duri Dumai.

Camat Mandau Djoko Edi Imhar SSos MSi melalui Kasi Trantib Kecamatan Mandau H Amiruddin SH ketika dikonfirmasi Metro Riau usai pelaksanaan razia menjelaskan razia tersebut digelar dalam rangka menjelang Pemilihan Presiden yang akan dilaksanakan pada 8 Juli mendatang. " Razia ini dilakukan bertujuan dalam rangka untuk penertiban kependudukan, apalagi ini sudah dekat Pilpres"Ungkap Amiruddin.

Disinyalir pelaksanaan operasi pekat tersebut telah bocor terlebih dahulu,hal tersebut tampak dari banyaknya warung remang remang yang tersebar di sepanjang jalur lintas Duri - Dumai yang telah tutup sebelum pelaksanaan Operasi namun anggota Satpol PP tidak putus asa dan terus menyusuri paktek prostituasi tersebut hingga hampir kejalur Perbatasan Kecamatan Mandau.

Pelaksanaan Operasi yang dilaksanakan Sat Pol PP tersebut sempat ternoda dengan ulah salah seorang oknum anggota Satlantas yang dating dengan mengendarai sepeda motor mengenakan pakaian Dinas lengkap yang langsung main ambil saja satu dari PSK dari dalam truck petugas dengan alasan wanita tersebut adalah pacarnya.

Terang saja ulah oknum Sat Lantas tersebut sudah sangat diluar batas prosedur Operasi yang sama sama diterapkan pada masing masing Korps meskipun tidak mendapat reaksi keras dari Sat Pol PP.

Dengan kekuatan berjumlah 45 orang personilnya dan dua unit mobil setelah hanya dapat menjaring 3 orang saja wanita yang diduga PSK segera memutar arah menuju kekota dan sasaran yang sebelumnya hanya warung remang remang secepat kilat langsung berubah dengan kemudian menjadikan beberapa hotel kelas melati yang biasa menjadi tempat pasangan yang bukan suami istri buka kamar alias nginap.

Hasilnyapun tidak mengecewakan tiga pasangan mesum berhasil digrebek, dan beberapa tamu hotel yang mencurigakan dan tidak mempunyain identitas yang lengkap juga digelandang petugas.

Dari Tiga Hotel kelas Melati yang ditelusuri tersebut diantaranya adalah hotel Fajar,hotel Malahayati dan hotel Susuka yang disinyalir dijadikan ajang transaksi dan pelaksanaan tindak maksiat di Kota Duri,dari ketiga hotel tersebut hotel Fajarlah paling banyak ditemukan pasangan mesum.Mulai dari pria yang berprofesi sebagai pedagang sampai yang berprofesi sebagai sales produk dapat ditemukan.

"Menjelang Pilpres ini kita akan terus menggelar Operasi Penertiban ini, dan setelah itu akan kita lanjutkan lagi dalam rangka mengahadapi bulan suci Ramadhan nanti," Tambah Amir.

Dijelaskannya terutama masalah penertiban kependudukan ini, sesuai Perda Kabupaten Bengkalis setiap penduduk masuk ke wilayah Kabupaten Bengkalis harus mendaftarkan dirinya sebagai penduduk disana. Apabila tidak mengindahkan Perda ini maka akan dikenakan denda Rp 5 Juta atau kurungan selama 3 hingga 9 bulan. Untuk itu apabila 1 X 24 jam masuk dalam satu daerah harus lapor ke pihak RT/ RW setempat. (AH)baca selanjutnya klik aja...

PINGGIR – Greget Pelaksanaan Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) yang sebelumnya ditunjukkan oleh jajaran Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan Pinggir dengan menjaring belasan PSK kini mulai luntur seiring semakin giatnya operasi yang juga dilaksanakan oleh jajaran Sat Pol PP Kecamatan Mandau.

Dengan melempemnya kinerja Sat Pol PP Kecamatan Pinggir tersebut semakin menguatkan dugaan masing masing pihak bahwasannya kinerja yang selama ini ditunjukkan mulai luntur oleh ulah sebahagian pengusaha dunia hiburan yang diduga menyuap Kasi Trantib Kecamatan Pinggir Jupri.

Dari penuturan beberapa pengusaha hiburan malam yang terdapat di Kecamatan Pinggir dan yang tidak ingin diketahui identitasnya menyebutkan bahwasannya Dan Sat Pol PP telah menerima uang pelican hingga operasi yang seharusnya dilaksanakan dengan giat kini tampak mulai lenyap seiring waktu padahal pelaksanaan Pilpres sudah dekat.

Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bengkalis Drs H.Rozali Saidun saat dikonfirmasi Metro Riau Kamis (11/6) secara tegas mempertanyakan kinerja Sat Pol PP Kecamatan Pinggir tersebut yang terkesan melempem dan sama sekali tidak bergairah.

“ Ada apa dengan kinerja mereka,jika terbukti sudah ternoda dengan rupiah yang diberikan para pengusaha hiburan malam yang terdapat di Kecamatan Pinggir secara tegas kita akan tindak baik oknum petugasnya maupun Dansat Pol PP nya sendiri”Ancamnya.

Namun dugaan suap dari pengusaha hiburan malam tersebut langsung dibantah oleh Dan Sat Pol PP Kecamatan Pinggir Jupri bahwasannya beberapa pekan tidak melaksanakan operasi Pekat tersebut adalah suatu trik tersendiri untuk menertibkan praktek Pekat yang ada diwilayah kerja Sat Pol PP Kecamatan Pinggir.

“Saya bekerja punya trik dan razia itu tengah di persiapkan sedemikian rupa guna meciptakan langkah poisitif”Ujarnya singkat melalui pesan sambungan telepon genggamnya Kamis (11/6).

Namun kenyataan dilapangan terkait minimnya pelaksanaan operasi pekat tersebut sudah sangat memberikan keleluasaan bagi pengusaha dunia hiburan untuk melebarkan sayapnya dan sangat jauh berbeda sekali dengan kondisi yang kini terjadi di Kecamatan Mandau.(AH)baca selanjutnya klik aja...